Nama
Juventus, meskipun tercetus secara spontan, pada perjalanannya kemudian disukai
dan dijadikan kebanggaan serta menjadi "way of live" bagi para
penggemarnya. Itulah kira-kira gambaran kisah yang diceritakan oleh salah satu
pendiri klub, Enrico Canfari ( Presiden 1 JUVENTUS ). Klub JUVENTUS ini sering
berganti-ganti homebase. Namun demikian sepak terjangnya di dunia sepakbola
lokal disegani para pesaingnya yang lebih dulu berpengalaman. Seragam yang
dipakai pada masa debutnya di kejuaraan Italia pada tahun 1900 berwarna pink.
Sementara seragam hitam putih mulai dipakai tahun 1903 meniru seragam yang
dipakai Nottingham, dan menjadi seragam kebesaran sampai sekarang.
Pada masa
itu, tim bermarkas di Piazza d'Armi. Beberapa pertandingan awal dimainkan di
lapangan dekat stasiun kereta api Porta Susa sekarang. Ketika lapangan tersebut
dibongkar dan berdiri bangunan, Juventus menyewa sebuah lapangan di
Motovelodromo Umberto I di Crocetta. Juventus bermain di tempat tersebut sampai
tahun 1906, kemudian pindah ke utara kota di Stadio di Corso Marsiglia.
Selanjutnya, Canfari menceritakan tentang bagaimana terpilihnya nama klub,
segera setelah mereka menemukan markas baru. Akhirnya, tibalah pertemuan untuk
menentukan nama klub dimana terjadi perdebatan sengit di antara mereka. Di satu
sisi, pembenci nama latin, di sisi lain penyuka nama klasik dan sisanya netral.
Lalu, diputuskanlah tiga nama untuk dipilih; “Societa Via Port”, “Societa
sportive Massimo D’Azeglio “, dan “Sport Club Juventus”. Nama terakhir
belakangan dipilih tanpa banyak keberatan dan akhirnya resmilah nama klub
mereka menjadi “Sport Club Juventus”. Eugenio Canfari, kakak dari Enrico
Canfari yang mengisahkan kepada kita asal-usul klub di atas. Setelah itu,
markas klub berpindah tempat di Via Piazzi 4, distrik Crocetta, sebuah bangunan
dengan 3 ruangan.
Sejarah
Seragam Pink,
Juventus
akhirnya resmi terbentuk. Sekali lagi, Enrico Canfari menceritakan kenangannya
saat memainkan pertandingan pertamanya. Torino FC, klub sekota mengundang
mereka melakukan pertandingan persahabatan. Awalnya, mereka tidak mengira
sebuah klub terkenal mengajak mereka bertanding, namun pertandingan akhirnya
dilaksanakan. Hasilnya bisa ditebak, tim Juve kalah telak! Namun permainan
individual - karena mereka fokus berlatih dengan bola secara individu - mereka
dipuji lawan. Segera setelah melalui pertandingan pertama, juga telah menemukan
susunan sebelas pemain tetap, mereka mulai mulai rutin bertanding sampai pada
suatu waktu mereka membentuk sebuah turnamen untuk membuktikan kapasitas mereka
di Turin. Akan tetapi, masalahnya mereka saat itu belum mempunyai seragam klub.
Selain itu, sulit untuk memilih bahan yang akan dipakai, apakah terbuat dari
katun, flannel, atau wol. Sampai pada akhirnya, mereka memilih memakai kostum
dari bahan katun tipis dan halus berwarna merah jambu yang mereka kenakan
hingga tahun 1902, kostum yang terlupakan seiring berjalannya waktu.
Di tahun
1899, klub berganti nama menjadi Juventus Football Club. Mulai tahun 1900,
mereka ambil bagian dari liga professional. Pertandingan resmi pertama mereka
adalah saat kalah dari FC Torino pada tanggal 11 Maret. Di tahun 1901, mereka
berhasil mencapai semifinal dan di tahun 1903 dan 1904, mereka kalah dari Genoa
di final. Pergantian warna kostum sendiri terjadi karena kostum yang dipesan di
Nottingham County salah warna, yang seharusnya hitam pink menjadi hitam putih.
Dan dari warna kostum hitam putih itulah julukan I Bianconeri yang
bearti Hitam Putih serta Le Zebre yang berarti Si Zebra.
Juara
Italia,
Tahun 1905
adalah momen ajaib bagi tim hitam - putih warna dari seragam klub yang
mengadopsi warna Klub Inggris, Nottingham, yang popular sampai sekarang.
Durante berada di posisi penjaga gawang; Armano dan Mazzia di posisi bek sayap;
Walty, Goccione, dan Diment sebagai bek tengah; Barberis, Varetti, Forlano,
Squire, dan Donna berada di baris penyerangan. Setelah menjuarai grup Piedmont,
mereka kandaskan Milan dua kali dan menahan seri Genoa, yang hanya bermain imbang
dengan Milan, untuk menjadi juara Italia dan berada di atas tim-tim dari daerah
Liguria. Pada waktu itu istilah scudetto belum diperkenalkan, namun Federasi
Sepakbola Italia memberi mereka pelat juara.
Seiring
dengan sukses Juventus meraih gelar demi gelar diberbagai kompetisi, julukan -
julukan lain mulai bermunculuan. Adalah La Vecchia Signora julukan yang
mempunyai arti Si Nyonya Tua. Julukan itu sendiri diberikan oleh tifosi
Juventus dengan maksud membanggakan klub tersebut yang sudah kenyang pengalaman,
prestasi dan kebesaran. Atau dengan kata lain Nyonya adalah panggilan
untuk orang yang dihormati, Tua menunjukkan orang yang memang sudah
sarat akan pengalaman. Julukan tersebut muncul seiring dengan merebaknya
kelompok supporter Juventus di kota Turin yakni pada tahun 1970-an, dan semakin
ramai lagi pada tahun 1980-an. Lebih tepatnya pada musim 1981/1982, yaitu saat
Juventus meraih scudetto yang ke-20, yang kemudian membuat Juventus kembali
menerima Stella d’Oro al Merito Sportivo atau bintang emas untuk yang ke-2
kali. Tak puas dengan julukan itu, para Juventini membuat satu julukan lagi. La
Fidanzata d'Italia adalah julukan yang kemudian mereka berikan kepada klub
kesayangannya itu. Julukan yang bearti Kekasih Italia itu diberikan
dengan maksud bahwa sebagai klub terbesar di Italia yang menjadi kebanggaan
sebagaian besar rakyat negeri pizza, Juventus layak bersanding dengan Timnas
Italia yang dicintai semua kalangan masyarakat Italia. Dengan kata lain jika
Timnas Italia dicintai seluruh warga Italia, maka Juventus dijadikan kebanggaan
lebih dari 10 juta warga Italia. Jumlah yang jauh dibandingkan jumlah tifosi AC
Milan yang menduduki urutan ke-2.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar